Test Kem Harian BeAT & Scoopy, Power Ngisi Terus

Share it:

Tes paket bore up 130 cc untuk Honda BeAT dan Scoopy sudah dibahas edisi lalu. Tapi baru sekadar pada penggantian knalpot dan CDI Racing. Power yang dihasilkan mencapai 10,31 dk pada 8.000 rpm.

Power segitu masih bikin penasaran karena suplai bahan bakar masih mengandalkan part standar. Seperti karburator, porting dan kem asli pabrik.

Kalau ukuran spuyer yang digunakan dirasa masih cukup mengandalkan yang standar. Karena berdasarkan pengukuran AFR (Air Fuel Ratio) masih kebasahan alias kebanyakan besin.

Angka AFR yang terbaca berada di rentang 12 : 1. Satu molekul bensin dibakar 12 molekul udara. Padahal normalnya 12,5 : 1. Berarti masih kurang udara alias kebanyakan bensin.

Komponen yang plug and play dan tidak perlu main kikis pasang kem racing versi variasi. Banyak dijual di pasaran.

Namun kudu dicermati, jangan asal pasang kem variasi. Pilih spek masih untuk klep standar.

Klep standar posisi sudut pemasangnanya belum digeser. Sangat bahaya kalau dipasangi kem lift yang sangat tinggi. Bisa-bisa saling bertabrakan.

Comot di pasaran paling gampang dicari seperti merek Kawahara. Untuk klep kecil pakai yang kodenya K1. Awas! Jangan yang kodenya big valve ya. Itu untuk klep yang sudah gede dan posisi sudutnya sudah diubah.

Kem K1 coba dipasang di Honda BeAT yang speknya seperti ditulis minggu lalu. Pakai paket bore up 130 cc dengan kompresi 12,5 : 1. Menggunakan CDI BRT dan knalpot racing R9.

Masih menggunakan dynotest Dynojet 250i. Dulu power yang dihasilkan mencapai 10,31 dk pada 7.500 rpm. Setelah menggunakan kem racing power yang dihasilkan 10,42 dk pada 7.600 rpm.

Kenaikan power yang dihasilkan memang hanya 0,11 dk. Namun grafiknya tidak mudah ngedrop. Setelah melewati rpm 7.500, kem racing di atas kem standar.


Ini menandakan kem racing menyalip yang standar pabrik begitu putaran mesin lewat dari 7.500 rpm. Kalau balapan atau diadu bareng, kem racing lebih menang.

Lihat saja pada gasingan mesin 8.500 rpm. Pakai kem racing powernya masih 10 dk. Sedangkan kem standar tenaganya ngedrop, hanya sekitar 9 dk.

Makin tinggi putaran mesin, perbedaan antara kem standar dan racing jadi makin jauh. Misalnya pada rpm 10.000, kem racing powernya masih 9 dk. Sedang kem standar hanya 6 dk.

Kondisi seperti ini menandakan kem racing ini bagus dari putaran bawah sampai gasingan atas. Bahasa awamnya nafas mesin jadi lebih panjang.

Setelah sudah melakukan penggantian kem K1 juga grafik AFR lebih mendekati sempurna. Tidak kebasahan atau malah kekeringan. Padahal masih tetap menggunakan karburator dan juga spuyer standar. (motorplus-online.com)
Share it:

Informasi umum

Post A Comment:

0 comments: